Sabtu, 06 September 2014

KEARIFAN LOKAL SEBAGAI MATA RANTAI PRODUK NUSANTARA



Indonesia merupakan negeri yang kaya akan budayanya, begitupun dengan rakyatnya yang telah menghasilkan berjuta karya cipta dari kekayaan nusantara yang kemudian menjadi inspirasi terciptanya berbagai jenis karya tanpa menghilangkan identitas bangsa itu sendiri. Berbagai profesi menjadikan kekayaan nusantara sebagai inspirasi dalam karyanya seperti seorang musisi melalui lagunya, seorang designer fashion dalam merancang pakaiannya dan seorang seniman dalam lukisannya. Diusungnya budaya local nusantara menjadi produk yang menjual tidak hanya diminati di pasar lokal bahkan dapat tembus ke pasar internasional.
Di Nusantara sendiri, mulai dari sabang sampai meraoke pasar industry bersaing untuk mengangkat budaya local dalam produk yang mereka ciptakan., tak khayal kalau memang produk  dengan berlabelkan kearifan budaya nusantara menjadi suatu cirri khas dan kebanggaan bagi setiap orang yang mengenakannya. Salah satu contoh kecilnya ketika kita berlibur ke tempat wisata di nusantara seperti situs Candi Prambanan, disana dijual berbagai macam pernak-pernik seperti baju, gantungan kunci, tas dan lainnya yang berlabelkan tempat tersebut, hal itu bukan hanya sekedar cendramata bagi para pengunjung namun menjadi suatu kebanggan tersendiri bahwa ia telah mengunjungi tempat wisata yang terkenal tersebut dengan membeli berbagai macam barang yang berlabelkan Candi Prambanan.
Produk yang berlabelkan kearifan local nusantara menjadi mata rantai dalam dunia modern, walaupun dengan berkembangnya zaman yang semakin pesat, tidak menjadikan identitas produk nusantara memudar. Adanya inovasi baru dan kemajuan teknologi yang semakin canggih, dapat membantu proses penciptaan produk nusantara dalam memenuhi kebutuhan industrinya setiap hari seperti halnya batik Indonesia, siapa yang tak kenal dengan batik? Jenis kearifan local yang satu ini sudah berkembang dari zaman dahulu yang diciptakan oleh seorang empu dengan alam sebagai inspirasinya. Dahulu batik hanya berupa kain panjang dengan motif tertentu dan menjadi bekal sebagai identitas local karena setiap daerah memiliki cirri khas masing-masing baik itu dalam segi motif maupun warna dengan makna tertentu.
Tidak bosan-bosannya usaha para produsen menciptakan inovasi baru untuk terus mempertahankan budaya yang satu ini dengan mengkolaborasikan berbagai motif dan hasil yang tidak hanya berupa pakaian tetapi dijadikan sebagai karya terapan seperti kap lampu batik atau pun berupa hiasan seperti lukisan batik dan lainnya sehingga siapapun dapat bangga mengenakan batik.
Kemajuan teknologi yang semakin pesat juga sangat berperan aktif dalam terciptanya produk nusantara untuk menunjang proses produksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen akan produk yang mereka butuhkan seperti halnya dalam proses pembuatan motif kain batik dimudahkan dengan adanya computer untuk mendesain motif dan mesin printing yang dapat memproduksi produk lebih cepat dengan waktu yang singkat. Namun walaupun begitu, pengerjaan secara manual selalu lebih dihargai dalam berbagai bidang dibandingkan dilakukan secara instant.
Walaupun batik merupakan produk local tapi memiliki cita rasa internasional, terbukti bahwa batik pernah dikenakan oleh artis papan atas Hollywood seperti Paris Hilton, Jessica Alba dan artis lainnya dan para petinggi Negara seperti mendiang Nelson Mandela yang sangat mencintai batik dan Presiden Obama. Ke-khas-an yang dimiliki oleh produk yang mengusung kearifan local menjadi suatu nilai tambah yang dapat dipertaruhkan dalam dunia perekonomian nusantara dan patut dihargai di dunia internasional, karena bukan hanya memproduksi tetapi juga melestarikan dan memperkenalkan budaya nusantara ke mata dunia.
Inspirasi datang dari mana saja, manusia diciptakan dengan bermiliar-miliar mimpi yang ingin dicapai dan lingkungan sekitar dapat menjadi inspirasi yang penuh akan keindahan, maka alangka baiknya jika menjaga alam nusantara dan budayanya yang selalu menjadi inspirasi dalam karya yang memiliki nilai jual yang patut diperhitungkan.  
By : Erlin Herlianti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar