Selasa, 03 Februari 2015

ECODOE Sebagai Solusi Limbah Bulu Domba dan Akar Wangi


Limbah memanglah sangat mengganggu bagi lingkungan terlebih ketika kita tidak dapat mengolahnya yang akan berakibat pada tercemarnya lingkungan dan bahkan menyebabkan penyakit bagi makhluk hidup. Pada kenyatannya limbah dapat menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia terlebih dapat menghasilkan berupa materi sehingga limbah tidak hanya menjadi polusi tetapi juga dapat menjadi solusi jika kita berinovasi untuk memanfaatkan limbah tersebut menjadi sesuatu yang lebih berguna.

Di tangan para kreatif, apapun dapat menjadi inspirasi untuk berkreasi, seperti yang dilakukan oleh para mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor, berawal dari kegelisahan akan lingkungan sekitarnya mereka menggapinya dengan sikap kritis yang ditunjukkan dengan memanfaatkan limbah bulu domba dan akar wangi yang berada di lingkungan sekitar mereka sebagai bahan utama pembuatan produk kerajinan sehingga terciptalah sebuah karya produk kerajinan dengan memanfaatkan limbah bulu domba yang dipadu dengan akar wangi yang unik. Hal ini menjadi ciri khas dalam produknya yang mempunyai basic lingkungan. Produk kerajinan yang diberi nama ECODOE ini merupakan singkatan yang memiliki arti ‘ECO’ berarti lingkungan dan ‘DOE’ yang berarti domba. Seperti namanya produk ini terinspirasi dari domba yang dominan para penggagas produk ini adalah mahasiswa yang berasa dari Kota Garut yang dikenal sebagai daerah dengan populasi domba yang cukup melimpah dan menjadi ciri khas kota tersebut. Selain itu juga produk kerajinan yang diciptakan menggabungkan konsep pemanfaatan limbah bulu domba dan komoditas akar wangi.
Di Indonesia sendiri populasi domba mencapai 11,3 juta ekor, yang 50% diantaranya (5,75 juta ekor) berada di jawa barat dan 60% diantaranya adalah domba dewasa yang menghasilkan bulu. Di Indonesia bulu domba ini belum dapat termanfaatkan secara maksimal, para peternak cenderung membuang bulunya setelah mencukur dombanya yang menjadikan bulu tersebut limbah dan mencemari lingkungan, padahal untuk satu domba dewasa dapat menghasilkan sebanyak 200 gram bulu domba, bulu domba mengandung zat karatin dan jika bulu domba ini dibuang dengan sembarangan maka akan menimbulkan limbah dan permasalahan lingkungan.

Di sisi lain Indonesia adalah salah satu dari 3 negara produsen akar wangi terbesar di dunia dengan produktivitas 65-70 ton/Ha. Akar wangi banyak dimanfatkan untuk parfum, obat, kosmetik, pelumas senjata dan kerajinan. Maka para muda kreatif yang menciptakan ECODOE melihat kedua hal ini dan mengkolaborasikannya ke dalam suatu bentuk produk kerajinan unik berupa boneka yang dapat dijadikan souvenir atau hadiah.
Produk kerajinan yang digagas pada tahun 2013 ini memang masih berusia muda dalam dunia bisnis kerajinan, namun produk ini telah melanglang buana hampir ke seluruh Indonesia seperti Lampung, Makasar, dan daerah Jawa tentunya. Selain  itu juga sering diikut sertakan dalam event internasional seperti SUIJI Japan-Indonesia, dan juga ke Philipina.
Walau bukan seorang yang mempunyai basic seni namun kreasi yang diciptakan sangat unik, kreasi bentuk domba dengan berbagai macam karakter seperti wisuda, super hero dan lainnya mereka juga menerima desain sesuai pesanan dan produk ini juga dapat dijadikan pilihan sebagai oleh-oleh khas kampus IPB. Dalam proses pengerjaannya produk ini juga tidak terlepas dari peran masyarakat sekitar yaitu dengan bekerja sama dengan pengrajin akar wangi itu sendiri dan juga dalam proses pembuatannya yaitu dengan memberdayakan masyarakat di sekitar kampus IPB dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitarnya.
Menciptakan sesuatu yang unik itu tidak mesti mengeluarkan biaya yang mahal, dengan merespon lingkungan sekitar dan menciptakan ide dengan memanfaatkan limbah yang merusak lingkungan sekitar, dengan kreatifitas limbahpun dapat menjadi sesuatu yang lebih berarti dan tentunya memiliki nilai ekonomis.

(Photo by : Tatang Gunawan, ECODOE Indonesia)